Monday, April 26, 2021

Teks Eksplanasi Mengapa Bunga Berwarna-warni?


Pernahkah kamu melihat bunga di taman atau di sekitar rumah dan sekolah? Bagaimana warna setiap bunga? Yap, warnanya berbeda-beda. Ada yang pink, kuning, ungu, dan warna-warna lainnya. Lalu mengapa, ya, bunga bisa memiliki warna yang tidak sama walau pun masih satu jenis seperti bunga mawar?

Sama halnya dengan kulit manusia, bunga juga memiliki warna yang berbeda karena kandungan pigmen yang dimilikinya. Pigmen merupakan zat yang memberikan warna pada makhluk hidup.Pigmen bunga d isebut dengan anthocyanidines. Semakin kuat pigmennya, maka warna bunga akan semakin gelap.

Tak hanya pigmen, warna bunga yang berbeda-beda juga dipengaruhi oleh lingkungan seperti sinar matahari dan kadar keasaman tanah. Salah satu contohnya adalah bunga bokor. Bunga bokor bisa memiliki tiga warna. Jika tanah sangat asam bunganya akan bewarna biru. Jika tingkat keasaman tanahnya sedang dan normal warnanya akan berubah menjadi putih. Sedangkan tanah yang asamnya rendah, akan menjadikan bunga bokor bewarna pink keunguan.

Untuk membuat bunga terus berkembang, terjadilah proses penyerbukan yang dilakukan serangga pada bagian sari bunga. Serangga yang berpindah-pindah dari satu bunga ke bunga lain, juga menjadi penyebab warna bunga berbeda-beda. Tapak kaki serangga yang mengenai serbuk sari bunga yang berbeda akan menempel di bunga lainnya sehingga membuat warna bunga berbeda-beda.

Nah, sekarang kamu sudah tahu penyebab bunga memiliki warna beragam? Jangan lupa menjaga bunga yang tumbuh di rumah atau pekarangan sekolah. Berhati-hatilah saat bermain di dekat bunga agar bunga tetap bisa tumbuh indah dan mekar.

(Sumber: https://bobo.grid.id/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Teks Eksplanasi Mengapa Langit Berwarna Biru?


Langit yang berwarna biru dengan awan-awan putih tentu terlihat indah. Ketika langit cerah, warna birunya seperti kubah raksasa yang menaungi bumi. Tahukah kamu, mengapa langit bisa berwarna biru? Berikut penjelasan mengapa langit bisa berwarna biru.

Ketika cahaya putih yang berasal dari matahari menjalar melalui lapisan atmosfer, cahaya tersebut bertabrakan dengan molekul di udara. Pada saat bertabrakan, warna-warna yang berbeda atau panjang gelombang cahaya tersebar dengan jumlah yang berbeda. Cahaya biru yang memiliki panjang gelombang lebih pendek tersebar lebih banyak daripada cahaya merah yang memiliki panjang gelombang lebih panjang.

Ketika matahari berada di langit dan cahayanya melewati lapisan atomosfer, cahaya biru tersebar ke segala arah. Cahaya biru tersebar di segala penjuru oleh molekul kecil dari udara di atmosfer bumi. Warna biru lebih banyak tersebar dari warna lain karena panjang gelombang yang lebih kecil. Selain itu, cahaya juga dipantulkan dan tersebar oleh permukaan bumi. Semua hamburan ini tercampur. Oleh karena itu, kita melihat langit berwarna biru.

Langit biru yang indah adalah anugerah Tuhan. Oleh karena itu kita harus mensyukurinya dengan cara menjaga kelestarian bumi. Kita harus menjaga alam dan segala isinya.

(Sumber: https://www.studiobelajar.com/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Teks Eksplanasi Proses Fotosintersis pada Tumbuhan


Fotosintesis merupakan proses reaksi kimia yang terjadi pada tumbuhan. Proses ini mengubah sinar matahari menjadi makanan atau energi bagi tumbuhan. Tumbuhan hijau membutuhkan sinar matahari untuk dapat melakukan proses ini sehingga kebutuhan nutrisinya terpenuhi. Tumbuhan hijau dikategorikan sebagai organisme autotrof, yakni organisme yang dapat membuat makanannya sendiri.

Proses fotosintesis membutuhkan beberapa bahan, yaitu karbon dioksida, air, dan cahaya matahari. Proses fotosintesis berawal dari karbon dioksida yang diambil oleh mulut daun pada malam hari. Air diambil dari dalam tanah menggunakan akar tanaman. Air dari dalam tanah dibawa oleh suatu sistem transportasi pada tumbuhan melalui xilem dan floem. Ketika cahaya matahari muncul, zat klorofil pada daun akan menyerap cahaya tersebut sebagai energi utama dalam pembuatan glukosa. Pada proses ini, glukosa yang dihasilkan akan menjadi bahan dasar yang nantinya diolah kembali menjadi zat makanan seperti protein dan lemak.

Reaksi fotosintesis terbagi menjadi dua, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau yang terjadi pada pagi dan siang hari sebab membutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya matahari. Reaksi ini tidak dapat terjadi tanpa adanya reaksi terang. Tujuan dari reaksi gelap tidak lain untuk mengolah karbondioksida menjadi glukosa.

Itulah proses dan reaksi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau. Proses ini ternyata membawa dampak yang baik bagi makhluk hidup lainnya, seperti mengurangi karbon dioksida serta menghasilkan oksigen yang menjadi kebutuhan makhluk hidup seperti manusia dan hewan.

(Sumber: https://kumparan.com/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Teks Eksplanasi Proses Terjadinya Hujan


Indonesia memiliki dua musim, yaitu kemarau dan penghujan. Saat musim penghujan, sering terjadi hujan, bahkan saat siang hari. Hujan merupakan curahan butiran air yang berasal dari atmosfer dan turun ke permukaan bumi. Curahan tersebut dapat berbentuk cair (es) maupun padat (salju).

Tersedianya air di bumi disebabkan air selalu mengalami sirkulasi atau perputaran secara terus-menerus dari bumi ke atmosfer, kemudian, kembali lagi ke bumi. Siklus tersebut, dimulai dari tahap proses penguapan, pengendapan, dan pengembunan.

Proses penguapan biasa terjadi pada air laut, sungai, dan danau akibat paparan panas dari sinar matahari disebut evaporasi. Begitu juga dengan tumbuhan, yang mengeluarkan uap air ke udara. Uap air tersebut, berasal dari permukaan bumi yang naik, dan berkumpul di udara. Lama-lama, udara tidak dapat lagi menampung uap air (jenuh). Proses ini disebut dengan presipitasi atau pengendapan. Saat suhu udara turun, uap air akan berubah menjadi titik-titik air. Titik-titik air itulah yang akhirnya menjadi awan. Proses tersebut dinamakan dengan kondensasi atau pengembunan.

Selanjutnya, titik-titik air di awan akan turun menjadi hujan. Air hujan akan turun di darat, di laut, dan di tanah. Air hujan yang jatuh di tanah akan meresap menjadi air tanah. Kemudian, air tanah akan keluar melalui sumur. Tidak hanya itu, air hujan juga akan merembes ke danau atau sungai. Sementara air hujan yang jatuh ke perairan (sungai atau danau) akan menambah jumlah air di tempat tersebut. Setelah itu, air akan mengalir ke laut. Meski begitu, sebagian air di tempat perairan akan menguap

Saat sering terjadi hujan, pasokan air menjadi melimpah. Daerah yang memiliki banyak tumbuhan, seperti hutan menjadi tempat penyimpanan air hujan yang meresap ke dalam tanah. Air tersebut dialirkan sedikit demi sedikit melalui sungai hingga ke laut. Untuk itu, kita perlu menjaga kelestarian hutan demi terjaganya persediaan air ketika musim kemarau. Hutan juga mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor saat terjadi hujan deras.

(Sumber: https://tirto.id/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Teks Eksplanasi Proses Terjadinya Badai


Badai yang disebut juga dengan angin siklon tropis oleh para meteorolog, merupakan keadaan cuaca ekstrem, yang dimulai dari hujan es dan badai salju hingga pasir dan debu. Badai berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas macam-macam laut dengan mengikuti arah angin yang mempunyai kecepatan hingga 20 km/jam. Badai biasanya kita jumpai dengan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan badai bisa mencabut akar pohon yang besar dari tanah, mematahkan jembatan, serta dengan mudah menerbangkan atap rumah.

Terjadinya badai diawali dengan kondensasi udara. Sumber utama yang menjadi energi penggerak badai ini berasal dari kondensasi udara, yakni mengembunnya kandungan uap air yang terjadi pada udara lembab yang akan bergerak ke atas atau ke ketinggian atmosfer yang sifatnya lebih dingin daripada di permukaan bumi. Pada proses kondensasi ini uap air akan melepas panas yang dikandungnya.

Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Proses ini terjadi atmosfer bumi. Selain udara yang lembab, unsur-unsur lain juga sangat memengaruhi munculnya energi penggerak badai ini, seperti lautan yang hangat, adanya gangguan cuaca, angin yang bergerak naik membawa udara yang lembab. Apabila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, hal ini akan membentuk terjadinya angin kencang, gelombang laut yang tinggi, hujan deras, serta banjir yang mengikuti peristiwa badai ini.

Sebenarnya terjadinya badai tidak dapat dicegah karena merupakan kejadian alam. Namun sebagai manusia yang hidup di bumi, kita bisa melakukan upaya untuk mengantisipasi supaya kerusakan yang terjadi tidak banyak dan tidak menimbulkan banyak korban jiwa.

(Sumber: https://ilmugeografi.com/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Teks Eksplanasi Terjadinya Gerhana Matahari



Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi akibat dari bayang-bayang bulan mengenai bumi, dimana cahaya matahari yang menuju bumi pada siang hari terhalang oleh bulatan bulan. Diameter bulan tidak lebih besar dari diameter bumi, maka gerhana matahari hanya terjadi pada sebagian kecil permukaan bumi dan berlangsung kurang lebih tujuh menit. Walaupun bulan berukuran lebih kecil, bulan mampu menghalangi cahaya matahari karena bulan lebih dekat dari bumi yaitu dengan jarak rata-rata 384.400 km. Sementara jarak matahari ke bumi rata-rata 149.680.000 km.

Proses terjadinya gerhana matahari bermula dari jatuhnya bayang-bayang bulan ke permukaan bumi akibat terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan. Kondisi ini terjadi jika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus serta bulan terletak di sekitar titik potong antara bidang edar bulan yang mengelilingi bumi dan bidang edar bumi mengelilingi matahari. Penampakan gerhana yang berubah-ubah antara Gerhana Matahari Cincin (GMC) atau Gerhana Matahari Total (GMT) terjadi akibat perubahan ukuran piringan bulan dan matahari dari bumi. Perubahan ukuran piringan bulan dan matahari itu terjadi akibat lintasan bumi mengelilingi matahari dan lintasan bulan mengelilingi bumi yang sama-sama berbentuk elips.

Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun jika berada di daerah yang dilalui penumbra, mereka masih dapat melihat sebagian sinar matahari. Dalam GMC, ujung umbra atau bayang-bayang bulan tidak mencapai permukaan bumi. Hanya perpanjangan umbra (antumbra atau antiumbra) saja yang sampai ke bumi. Daerah yang dilalui antumbra itulah yang akan melihat matahari seperti cincin bercahaya di langit.

Melihat secara langsung ke fotosfer matahari atau bagian cincin terang dari matahari walaupun hanya dalam beberapa detik dapat mengakibatkan kerusakan permanen retina mata. Hal ini terjadi akibat radiasi tinggi yang dipancarkan dari fotosfer. Kerusakan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kebutaan. Untuk mengamati gerhana matahari dibutuhkan pelindung mata khusus atau menggunakan metode melihat secara tidak langsung. Kaca mata biasa tidak aman untuk digunakan karena tidak menyaring radiasi inframerah yang dapat merusak retina mata.

(Sumber: https://tirto.id/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)



Read More

Menyusun Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi dikembangankan berdasarkan dua pola, yaitu kausalitas (sebab-akibat) dan kronologis (urutan waktu).

1. Kausalitas (sebab-akibat)
Pola pengembangan kausalitas merupakan jawaban atas pertanyaan “mengapa”. Pola pengembangan ini ditandai dengan konjungsi/kata penghubung kausalitas (sebab-akibat), yaitu sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, dan sehingga.

Contoh paragraf yang menggunakan pola pengembangan kasualitas.
(a) Kemiskinan terjadi sebab beberapa faktor, salah satunya adalah keterbatasan kelengkapan pendidikan dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Bangkrut, musibah, perbudakan, struktur sosial juga menjadi faktor penyebabnya. Struktur sosial dan perilaku menjadi dominasi faktor masalah kemiskinan.
(b) Badai matahari adalah suatu proses terjadinya pelepasan energi magnetik karena peningkatan suhuplasma matahari dan partikel-partikel lainnya yang terbentuk di lapisan atmosfer matahari. Pelepasan energi matahari ini menyebabkan ledakan dahsyat ke luar angkasa dengan kecepatanlebih dari satu juta mil per jam.
Kutipan (a) menjelaskan faktor penyebab kemiskinan dan kutipan (b) menjelaskan penyebab terjadinya badai matahari. Berdasarkan pengembangannya, kedua teks tersebut disusun dengan pola kasualitas yang ditandai dengan konjungsi (a) sebab dan (b) karena. Hubungan antarkalimatnya menyatakan pola hubungan sebab-akibat.

2. Kronologis (urutan waktu)
Pola pengembangan kronologis merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”. Pola pengembangan ini ditandai dengan konjungsi/kata penghubung kronologis (konjungsi temporal), yaitu pada mulanya, awalnya, lalu, kemudian, sebelumnya, selanjutnya, berikutnya, hingga, sejak, dan pada akhirnya..

Contoh paragraf yang menggunakan pola pengembangan kronologis.
(a) Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air laut akan surut. Setelah surut, air laut kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang besar.
(b) Matahari memiliki aktivitas tersendiri, di antaranya adalah adanya rotasi dan aliran massa atau konveksi yang terjadi dalam perut matahari yang mempengaruhi gaya magnetnya. Lalu, ketika matahari berada pada periode solar maksimum, matahari berada dalam keadaan aktif, plasma matahari pun mengalami peningkatan suhu sampai jutaan derajat celcius.
Kutipan (a) menjelaskan proses terjadinya tsunami dna kutipan (b) proses terjadinya badai matahari. Berdasarkan pengembangannya, kedua teks tersebut disusun dengan pola kronologis yang ditandai dengan konjungsi (a) setelah dan (b) lalu. Hubungan antarkalimatnya menyatakan pola hubungan kronologis atau urutan terjadinya peristiwa.

Setelah memahami pola pengembangan teks eksplanasi, kita belajar langkah-langkah menyusun teks eksplanasi sebagai berikut.
  1. Menentukan topik, dengan kriteria topik itu harus menarik, dikuasai, dan aktual.
  2. Menyusun kerangka teks, yakni dengan mengembangkan topik utama ke dalam rincian-rician topik yang lebih spesifik. Topik-topik itu dapat disusun dengan urutan kronologis atau kausalitas
  3. Mengumpulkan bahan, berupa fakta atau pendapat para ahli terkait dengan topik yang dikembangkan; dari berbagai sumber, misalnya melalui observasi lapangan ataupun dengan studi literatur. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksplanasi yang lengkap dan utuh, dengan memperhatikan struktur bakunya: identifikasi fenomena, proses kejadian, dan ulasan. Perhatikan pula kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku pada teks ekspalansi.



Read More

Ciri Bahasa Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lainnya. Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut.

a. Konjungsi Kausalitas
Konjungsi kausalitas adalah konjungsi yang menyatakan hubungan sebab akibat. Konjungsi kausalitas antara lain sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, dan sehingga.
Contoh:
Angin puting beliung terjadi karena bentrokan antara udara panas dan dingin.
b. Konjungsi Kronologis
Konjungsi kronologis adalah konjungsi yang menyatakan hubungan urutan waktu. Konjungsi kronologis antara lain kemudian, lalu, setelah itu, sebelumnya, berikutnya, pada awalnya, dan akhirnya.
Contoh:
Kemudian, adanya arus udara yang naik ke atas secara kuat di dalam awan menjadi pemicunya.
c. Kata Benda yang Merujuk pada Fenomena tertentu
Teks eksplanasi menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena. Misalnya teks eksplanasi tentang badai, akan kita temui kata benda angin, udara, uap, langit, tanah, rumah, dan lain-lain. Pada teks eksplanasi tentang banjir akan kita temui kata benda air, sungai, hujan, penduduk, bendungan, dan lain-lain.

Perhatikan contoh kata benda pada paragraf teks eksplanasi berikut.
Karena kekuatan angin yang sangat kencang, badai termasuk fenomena alam berupa gangguan cuaca yang terjadi secara ekstrem. Badai terjadi karena adanya cuaca yang panas, tetapi udara yang ada di sekitar lembap.
d. Kata Teknis
Teks eksplanasi menggunakan kata teknis/istilah sesuai dengan topik yang dibahas. Pada teks eksplanasi tentang hujan, akan kita temui kata teknis kondensasi dan evaporasi.

Perhatikan contoh kata teknis pada paragraf teks eksplanasi berikut. 
Air yang berada di laut, sungai, dan danau menguap menghasilkan uap air. Uap tersebut terangkat ke atmosfer dan mengalami kondensasi. Uap yang terkondensasi berubah menjadi embun karena suhu di sekitar uap lebih rendah.



Read More

Struktur Teks Eksplanasi


Teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian tertentu. Struktur tersebut diawali dengan pengenalan fenomena, rangkaian peristiwa, hingga ulasan.

a. Identifikasi Fenomena
Struktur identifikasi fenomena berisi identifikasi sesuatu yang akan diterangkan. Hal yang diterangkan dapat berupa fenomena alam, sosial, budaya dan lain-lain. Bagian ini merupakan bagian paling awal dalam teks eksplanasi. Identifikasi fenomena berisi gambaran umum sutau aspek atau peristiwa. Bagian ini biasanya juga memuat definisi/pengertian dari fenomena yang dijelaskan.

b. Rangkaian Kejadian
Struktur rangkaian kejadian berisi proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang akan diterangkan dan dirinci secara detail. Rincian tersebut harus dapat menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa. Rincian yang berpola atas pertanyaan bagaimana akan menghasilkan uraian yang tersusun kronologis (berdasar urutan waktu). Rincian yang berpola atas pertanyaan mengapa akan menghasilkan uraian yang dipaparkan sebelumnya.

c. Ulasan
Struktur ulasan berisi tentang komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas kejadian yang dipaparkan sebelumnya.


Mengidentifikasi Struktur teks Eksplanasi
Perhatikan teks eksplanasi berikut!
Badai


Badai yang disebut juga dengan angin siklon tropis oleh para meteorolog, merupakan keadaan cuaca ekstrem, yang dimulai dari hujan es dan badai salju hingga pasir dan debu. Badai berasal dari samudera yang hangat. Badai bergerak di atas macam-macam laut dengan mengikuti arah angin yang mempunyai kecepatan hingga 20 km/jam. Badai biasanya kita jumpai dengan kekuatan yang luar biasa. Kekuatan badai bisa mencabut akar pohon yang besar dari tanah, mematahkan jembatan, serta dengan mudah menerbangkan atap rumah.

Terjadinya badai diawali dengan kondensasi udara. Sumber utama yang menjadi energi penggerak badai ini berasal dari kondensasi udara, yakni mengembunnya kandungan uap air yang terjadi pada udara lembab yang akan bergerak ke atas atau ke ketinggian atmosfer yang sifatnya lebih dingin daripada di permukaan bumi. Pada proses kondensasi ini uap air akan melepas panas yang dikandungnya.

Energi panas yang dilepaskan oleh uap air akan terkumpul menjadi energi penggerak dari badai tropis. Proses ini terjadi atmosfer bumi. Selain udara yang lembab, unsur-unsur lain juga sangat memengaruhi munculnya energi penggerak badai ini, seperti lautan yang hangat, adanya gangguan cuaca, angin yang bergerak naik membawa udara yang lembab. Apabila unsur-unsur tersebut berlangsung cukup lama, hal ini akan membentuk terjadinya angin kencang, gelombang laut yang tinggi, hujan deras, serta banjir yang mengikuti peristiwa badai ini.

Sebenarnya terjadinya badai tidak dapat dicegah karena merupakan kejadian alam. Namun sebagai manusia yang hidup di bumi, kita bisa melakukan upaya untuk mengantisipasi supaya kerusakan yang terjadi tidak banyak dan tidak menimbulkan banyak korban jiwa.

(Sumber: https://ilmugeografi.com/ dengan penyesuaian, diakses pada tanggal 19 April 2021)
Teks tersebut terdiri atas empat paragraf yang disusun berdasarkan struktur sebagai berikut.
  • Paragraf 1 merupakan struktur identifikasi fenomena karena paragraf tersebut membahas fenomena alam yang akan diterangkan, yaitu badai.
  • Paragraf 2 dan 3 merupakan struktur rangkaian kejadian karena paragraf tersebut menggambarkan rangkaian proses terjadinya badai.
  • Paragraf 4 merupakan struktur ulasan karena paragraf tersebut berisi komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas fenomena alam yang telah dipaparkan.

Read More

Membuat Ringkasan Teks Eksplanasi

Langkah-langkah menyusun ringkasan teks eksplanasi


Untuk meringkas teks eksplanasi kita perlu mengawalinya dengan memahami gagasan umum (ide pokok) dari paragraf-paragrafnya. Berdasarkan gagasan umum itulah, kita kemudian memadukannya menjadi teks baru yang lebih ringkas. Ringkasan disusun berdasarkan bagian-bagian penting yang ada di dalam suatu teks. Gagasan penting itu biasanya berupa gagasan umum teks itu, yang letaknya bisa di bagian awal ataupun pada bagian akhir paragraf-paragranya. Gagasan umum yang ada pada teks itu, kemudian kita catat. Hasilnya kita padukan dan diceritakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Berikut langkah-langkah meringkas teks eksplanasi.
a. membaca keseluruhan teks
b. mencatat gagasan pokok pada bagian-bagian teks
c. menggabungkan gagasan-gagasan pokok menjadi teks baru
d. melakukan perbaikan ringkasan teks agar menjadi lebih efektif

Paragraf yang baik disusun dengan memadukan sebuah kalimat utama yang dilengkapi beberapa kalimat penjelas. Kalimat utama merupakan kalimat yang berisi pokok-pokok paragraf, sedangkan kalimat penjelas merupakan kalimat-kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan isi kalimat utama tersebut.

Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dapat dikembangkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal paragraf.
Contoh:
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam kehidupan. Tumbuhan berklorofill memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Sinar matahari yang ditangkap oleh tumbuhan itu berbeda-beda banyaknya. Hal ini tergantung pada ketinggian dari permukaan laut (dpl) dan penutupan oleh tumbuhan suatu daerah.
Paragraf tersebut menjelaskan sumber energi pada cahaya matahari. Pada paragraf tersebut, kalimat pertama (Cahaya matahari merupakan sumber energi utama dalam kehidupan) merupakan kalimat utama. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelasan dari kalimat pertama.

b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
Contoh:
Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Sayuran digarami, kemudian dicuci. Setelah itu, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe, dan bubuk cabai merah. Nah, itulah bahan dan cara membuat kimchi, masakan khas Korea.
Paragraf tersebut menjelaskan cara membuat khimci. Pada paragraf tersebut, kalimat terakhir (Nah, itulah bahan dan cara membuat kimchi, masakan khas Korea.) merupakan kalimat utama. Kalimat-kalimat sebelumnya merupakan penjelasan dari kalimat terakhir tersebut.

c. Paragraf Campuran
Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di awal dan di akhir paragraf.
Contoh:
Cara membuat kimchi sangat mudah. Sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih dan lobak. Sayuran digarami, kemudian dicuci. Setelah itu, sayuran dicampur dengan bumbu yang dibuat dari udang krill, kecap ikan, bawang putih, jahe, dan bubuk cabai merah. Nah, itulah bahan dan cara membuat kimchi, masakan khas Korea. Paragraf tersebut menjelaskan cara membuat khimci. 
Pada paragraf tersebut, kalimat pertama (Cara membuat kimchi sangat mudah) merupakan kalimat utama. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan penjelasan dari kalimat pertama. Paragraf tersebut ditutup dengan penegasan pokok pikiran berupa kalimat utama (Nah, itulah bahan dan cara membuat kimchi, masakan khas Korea.) sehingga dalam paragraf tersebut terdapat dua kalimat utama, yaitu kalimat pertama dan terakhir.



Read More

Teks Eksplanasi Gunung Meletus



Letusan gunung merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi. Gunung yang dapat meletus hanyalah gunung berstatus sebagai gunung berapi saja. Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma).

Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.

Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) dari mana letusan material-material vulkanik berasal.

Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi.

Indonesia memiliki banyak gunung berapi sehingga sering terdengar berita tentang letusan gunung berapi. Karena letusan gunung berapi memiliki riwayat sejarah yang panjang bagi bangsa Indonesia, kita semestinya mempersiapkan segala hal untuk menghadapi ancaman bencana alam tersebut. 


(Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/ dengan penyesuaian, diakses tanggal 19 April 2021)



Read More

Pengertian dan Ciri-ciri Teks Eksplanasi



Indonesia memiliki banyak gunung berapi karena dilintasi oleh dua jalur pegunungan muda, yakni Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania. Selain itu, wilayah geografis Indonesia yang berada di jalur pertemuan dua lempeng benua, yaitu Lempeng Benua Asia di bagian barat, dan Lempeng Benua Australia di bagian timur. Yang terjadi pada Indonesia, dua lempeng tersebut saling bertumbukan dan menciptakan proses tektonik. Lempeng tektonik yang terus menghunjam ke bawah hingga mencapai titik suhu dan tekanan tinggi akan memicu magma naik ke permukaan dan membentuk deretan gunung berapi.

Gunung berapi yang masih aktif bisa meletus sebagaimana meletusnya Gunung Tambora pada tahun 1815. Tahukah kamu, bagaimana proses terjadinya sebuah gunung berapi bisa meletus?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita memerlukan sebuah teks yang menjelaskan peristiwa demi peristiwa ketika terjadi gunung meletus. Teks tersebut disebut sebagai teks eksplanasi. 
Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan menjelaskan proses terjadinya suatu peristiwa atau fenomena, baik alam, sosial, maupun budaya.
Teks eksplanasi ditulis untuk menjawab pertanyaan bagaimana atau mengapa. Pertanyaan bagaimana membutuhkan jawaban berupa deskripsi. Pertanyaan mengapa membutuhkan jawaban berupa penjelasan proses sebab-akibat. Teks eksplanasi termasuk dalam jenis teks nonfiksi karena ditulis berdasarkan fakta, bukan rekaan atau khayalan penulis.

Tujuan teks eksplanasi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dan menjelaskan sebab-akibat suatu peristiwa. Artinya, pembaca bisa memahami urutan kejadian dari sebuah fenomena atau peristiwa yang terjadi. Peristiwa alam, seperti terjadinya hujan, gempa bumi, dan peristiwa alam lainnya dapat disajikan dalam bentuk eksplanasi. Begitupun peristiwa-peristiwa yang terkait dengan masalah sosial dan budaya, banyak yang disajikan dalam teks eksplanasi.

Teks eksplanasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (faktual).
2. Pembahasannya tentang suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
3. Memiliki sifat yang informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca terhadap pembahasannya.
4. Strukturnya terdiri dari identifikasi fenomena, rangkaian kejadian, dan ulasan.
5. Menggunakan konjungsi yang menyatakan sebab akibat (kausalitas) dan urutan waktu (kronologis)


Read More